Heroisme Sang Kepala Desa

Ini hanya cerita yang tak mesti harus di maknai sebagai kebenaran, namun mungkin bisa membangunkan rasa nasionalisme yang sekarang mulai luntur tak terkecuali di kabupaten gresik yang di masa penjajah terkenal dengan pelabuhan dan hasil ikannya yang melimpah ruah.

Cerita ini berasal dari kakek yang sudah almarhum. Di masa penjajahan jepang hidup kepala desa yang berani membangkang membayar upeti beras dari penduduk desa. Kehidup warga penduduk bercocok tanam tadah hujan yang panennya satu kali karena tanah di daerah jauh dari jangkauan air dan kontur tanahnya berbatu.


Bagimana kita tahu cerita marahnya tentang jepang bila tahu ada warga pribumi yang tidak mau membayar, pasti akan di penjara dan disiksa dengan di beri baju kain rami yang berkutu yang kalau di pakai akan mengakibatkan badan menderita penyakit kudi.

Keberanian sudah di rencana oleh sang kepala desa bila datang tentara jepang kerumahnya. dengan sikap menjamu dengan baik tamu datanglah utusan yang di kenal sebagai gorga dengan membawa sebilah samurai di pinggang yang sedang menarik pajak.


Biasalah kalau berkunjung di desa itu tentang jepang yang mengambil pajak akan di ajak jalan-jalan menuju tempat yang dianggap bagus untuk di lihat . maka di ajaklah si gorga menuju goa yang sekarang di kenal sebagai goa agung.

Saat terjadi pristiwa heroisme kepada desa untuk membela warganya dari penindasan. saat mau masuk kemulut yang menjorok tajam kebawah, dengan tekad dan keberanian yang tinggi di doronglah gorga dari mulut goa hingga terperosok dan di ketahui tewas mengenaskan di dalam goa.

Dengan ulahnya kepala desa ini jepang geram dan memburu kepala desa yang melarikan diri , kepala desa ini dalam pelariannya di tolong warga pribumi yang bangga dengan keberanian melakukan hal ini . hingga warga masyarakatnya menceritakan sebagai kepada desa baik tak terkecuali kakek yang pernah melewat masa mudanya di desa itu